Selasa, 30 Oktober 2007

Profil Masyarakat Adat Kayaan Mendalam

Profil Masyarakat Adat Kayaan Mendalam

Daerah Aliran Sungai (DAS) Mendalam berada di posisi pertengahan wilayah Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) tepatnya di kabupaten Kapuas Hulu yang terletak pada titik kordinat 1110 32’ sampai 1140 09’ BT- 00 08’ sampai dengan 10 36’ LU dengan luasanya 29,842 KM2 (20,33% dari luas provinsi kalimantan barat). Disepanjang DAS ini berdiam Empat kelompok sub etnis yaitu Etnis Melayu Sambus yang berdiam di bagian hilir sungai Mendalam, kemudian Etnis Taman Semangkok (Ariung Mandalam) dilanjutkan oleh Etnis Kayaan yang relatif lebih banyak penduduknya kemudian sebagai Etnis yang paling jauh perkampungannya adalah Etnis Bukat dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Sebagaimana catatan sejarah seperti yang dituturkan oleh beberapa orang tokoh adat di DAS Mendalam bahwa suku tertua yang mendiami DAS Mendalam adalah suku Taman dan dapat dibuktikan dengan masih adanya sisa peninggalan nenek moyang mereka di dekat kampung suku Bukat juga di daerah suku Kayaan seperti tiang besar dengan corak suku Taman namun pada saat ini kita berpokus pada suku kayaan mendalam.

Menurut sejarah suku kayaan merupakan suku yang berasal dari keturunan indocina yang menetap di apo kayaan di hulu sungai kayaan propinsi kalimantan timur kemudian sekitar 500 tahun yang lalu terjadi perpecahan antar mereka sehingga sebagian melakukan perpindahan keberbagai tempat, ada yang dibatang rajang serawak malaysia, sebagian lagi diberam malaysia timur, ada juga yang di sungai mahakam kalimantan tiumur dan sebagian di sungai mendalam kalimantan barat yang kita kenal sekarang dengan sebutan kayaan medalam dengan bahasa yang digunakan yaitu kayaan yang terbagi dalam dua bahasa sebelah hulu tepatnya di desa datah dian dusun pagung mengunakan bahasa pagung dan sedang kan sebelah hilir tepatnya dusun uma suling, tanjung kuda, padua, teluk telaga, sui ting dan tanjung karang mengunakan bahasa yang disebut bahasa uma aging.

kayaan mendalam ini memeilki 8 kampung meliputi dari hilir sui ting, tanjung karang, padua, teluk telaga, tanjung kuda, uma suling, uma belua dan pagung yang tergabung dalam ketemengungan kayan mendalam dengan sebutan Hengkung Kayaan medalaam dan kesemuanya itu terbagi dalam 2 desa yaitu desa padua mendalam dan desa datah diaan kecamapatan putussibau dengan jumlah penduduk 15,935 (BPS/ Data P4B 2003) dengan luas wilayah 4.122.00 km2. adapun mprastruktur yang dimiliki berupa Gedung SD, Gereja, Gedung SMP dan Puskesman Pembantu dengan tenaga mantri 1 orang. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan hari-hari masyarakat Kayaan berladang, menoreh getah, berkebun kopi, berkebun coklat (Desa Padua), memungut hasil hutan, berburu, mengambil kayu di hutan, beternak (sapi, ayam dan babi), menjala dan memancing ikan. di masyarakat kayaan masih kental dengan Adat atau tradisi ”Dange” ini selalu dilakukan suku Kayaan dan menjadi kalender tahunan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensyukuri kepada Yang Maha Kuasa atas hasil panen. Dalam kegiatan ini akan terlihat representasi kebudayaan mereka dalam bentuk khas seperti: tarian, khasanah sastra lisan, keindahan motif perisai/karawit dan tato, aksesoris pakaian adat, keunikan motif topeng ”Hudo” dan prosesi upacara adat yang syarat dengan makna kehidupan .

berdasarkan jarak tempuh jarak antara kota kabupaten dengan wiayah yang dilakukan penelitian dapat kita lihat dari tabel berikut, waktu tempuh ini tergantung sekali dengan besarnya kekuatan kendaraan yang akan kita gunakan serta biaya transfortasi nya juga dapat kita lihat dari besarnya (tabel 1 dan Tabel 2) sumber data dari Penelitian WWF Betung Krihun.

Tabel 1

Waktu Tempuh Dari Kota Putussibau Ke Lokasi Desa Kajian

Nama DAS, Desa dan Dusun

Waktu Tempuh Dengan Menggunakan

Kenderaan Sungai dan Darat

Keterangan

Jalan darat

15 HP

40 HP

Roda 4 /Roda 2


Desa Harapan Mulia

Dusun Nng Sambus

Dusun Semangkok (Ariung Mendalam)

Desa Padua Mendalam

Dusun Lung Miting

Dusun Tanjung Karang

Dusun Tlk Telaga

Desa Datah Dian

Dusun Uma’ Suling

Dusun Pagung

Dusun Nanga Hovat

*

20 menit

30 menit

50 menit

55 menit

1.15 jam

1.50 jam

1.55 jam

3.20 jam

*

15 menit

20 menit

35 menit

40 menit

1.10 jam**

1.20 jam**

1.25 jam**

3.05 jam**

*

-

-

1 jam

2 jam

2.30 jam

2.40 jam

3 jam

3.5 jam

Sepeda motor

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Tabel 2

Ongkos Transfortasi Dari Kota Putus Sibau Ke Lokasi Desa Kajian

Nama DAS, Desa dan Dusun

Ongkos Transfortasi Menggunakan

Kenderaan Sungai dan Darat

Keterangan

15 HP

Rp

40 HP

Rp

Ojek

Rp


Desa Harapan Mulia

Dusun Nng Sambus

Dusun Semangkok (Ariung Mendalam)

Desa Padua Mendalam

Dusun Lung Miting

Dusun Tanjung Karang

Dusun Tlk Telaga

Desa Datah Dian

Dusun Uma’ Suling

Dusun Pagung

Dusun Nanga Hovat

*

10.000

12.000

18.000

22.000

25.000

45.000

50.000

225.000

*

20.000

25.000

35.000

40.000

50.000

70.000

75.000

250.000

*

-

-

1 jam

2 jam

2.30 jam

2.40 jam

3 jam

3.5 jam

Sepeda motor

Sda

Sda

Sda

Sda

Sda

Sumber : WWF (pangamatan langsung, th 2003)

Keadaan di atas memperlihatkan bahwa pada dasarnya transportasi dan komunikasi ke desa-desa kajian sudah sangat lancar, namun ongkos transportasinya dianggap masih sangat mahal, kadang tidak berimbang dengan hasil penjualan produk usahatani yang dijualnya

Di lingkungan desa/dusun sendiri, di seluruh dusun sudah ada jalan, terbuat dari bahan semen yang sangat mendukung kelancaran hubungan antar rumah warga (tidak becek lagi) Jalan kabupaten yang melintasi dusun Tanjung Karang cukup lebar masih dalam kondisi pengerasan. Jalan tersebut sudah dibuat sejak tahun 2000 dalam kondisi masih cukup baik namun sudah bersemak karena jarang dilalui, baik oleh orang maupun kenderaan bermotor. Kondisi jalan ke arah Putussibau pada musim hujan sulit dilalui karena dasar badan jalan kurang kuat dan becek. Akibatnya transportasi sangat tergantung pada angkutan sungai. Selain jumlah bahan yang dapat diangkut menggunakan sampan bermotor lebih banyak maka transportasi sungai menjadi sangai penting.

Prasarana dan sarana umum selain jaringan jalan adalah lampu penerangan desa secara swadaya sudah memenuhi kebutuhan warga/masyarakat di seluruh desa, karena di masing-masing dusun sudah ada listrik negara yang di alirkan kerumah-rumah warga namun lamanya menyala setiap malamnya hanya dari sore hingga pagi hari terkecuali hari minggu akan hidup sampai selesai misa digreja. Fasilitas komunikasi yang sudah dinikmati adalah telepon tangan (Handphone) terutama di Dusun Tanjung Karang. Pada titik tertentu melalui jaringan Satelindo kemunikasi melalui HP dapat dilakukan, sedangkan di dusun lainnya sinyal HP belum dapat di tangkap.

Tidak ada komentar: